Minggu, 04 Januari 2015

Apa manfaat Teknologi Informasi (IT) di Bidang Farmasi ?

                                Manfaat Teknologi Informatika (IT)

                                              di Bidang Farmasi

 

 BAB I
PENDAHULUAN

 I.1. Latar Bekakang 
       Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi kesehatan dalam mengolah data dengan hadirnya teknologi informasi (IT). Instansi kesehatan menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi. Hal ini harus didukung oleh perkembangan peralatan elektronika, seperti komputer dan software-software pendukung, khususnya di bidang informasi.
        Meskipun dunia kesehatan dan medis merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing sistem. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi baik dalam sektor organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian.


I.2. Tujuan
      Tujuan penyusunan makalah ini adalah memberikan informasi tentang Informatika dalam bidang farmasi yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem  kesehatan termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait  pengobatan dan kesembuhan pasien,agar dalam melayani pelayanan kepada masyarakat cepat dan tepat.




BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Perkembangan Information And Communication Technlogy (Ict)
       ICT (Information and Communication Technology) atau dalam Bahasa Indonesia disebut  Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Revolusi ICT ini mempunyai dampak yang luas. Revolusi ICT telah menyebabkan terjadinya revolusi teknologi secara menyeluruh, karena ICT telah menjadi suatu komponen utama bagi semua teknologi lain termasuk yang sepintas tampak tidak berhubungan seperti kedokteran, sipil/arsitek, geologi, pertanian, yang perencanaan dan operasionalnya sangat bergantung pada ICT.
Informatika Farmasi merupakan bidang yang relatif baru, Informatika farmasi disebut juga sebagai farmako-informatika. Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem kesehatan  termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait  pengobatan dan kesembuhan pasien.
Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
       Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan lingkungan yang memiliki kepentingan pasien ‘terbaik di pikiran, informatika farmasi mensinkronisasikan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan bahwa riwayat medis pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa tertentu, memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan telah diperiksa keakurasiannya.

II.2.Manfaat Informatika Dalam Bidang Farmasi
     Manfaat informatika farmasi antara lain:
  1. Membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, baik desain sistem dan manajemen database yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia tepat waktu.
  2. Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, serta pasien.
  3. Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep diisi/ditulis,
  4. Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka dapatkan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri.
  5. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke praktek dokter. Hal ini, dikombinasikan dengan biaya yang rendah karena berkurangnya kunjungan ke dokter, penggunaan obat generik, sehingga sangat mengurangi biaya pengobatan bagi pasien.

II.3.  Sistem Informasi Dalam Bidang Farmasi
      Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi resep dan pasien Sistem Informasi Farmasi dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek.
  
a)  Sistem Informasi Instalasi Farmasi
     Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif maupun penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti laboratorium.
      Sistem informasi instalasi farmasi yaitu sistem untuk mengelola data/informasi tentang input data barang, transaksi/distribusi barang-barang kebutuhan di instalasi farmasi sampai dengan pembuatan laporan. Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada didalam sistem informasi instalasi farmasi antara lain:

1.   Input data master (kemasan, satuan, pabrik, PBF, kelas terapi, kelompok, sediaan dll)
2.  Input data barang farmasi
3.  Transaksi-transaksi barang :
  • Permintaan barang dari pelayanan kesehatan di rumah sakit ke instalasi farmasi
  • Distribusi barang dari instalasi farmasi ke pelayanan kesehatan di rumah sakit
  • Return permintaan barang
  • Permintaan pembelian barang ke bagian pengadaan/purchase
  • Order pembelian barang ke supplier (SOP)
  • Penerimaan barang dari order pembelian
  • Retur pembelian barang
  • Bonus pembelian
  • Koreksi stok dan pemakaian barang
4.  Laporan-laporan :
  • Laporan penerimaan & distribusi barang ke instalasi secara periodik
  • Laporan pembelian & penerimaan barang gudang
  • Laporan stok per-pelayanan kesehatan di RS
  • Laporan stok instalasi farmasi
  • Kartu persediaan.

b)  Sistem Informasi Apotek
Sistem informasi apotek yaitu sistem pengelolaan data yang dihasilkan dari proses manajemen di unit apotik dari input data sampai dengan output data (laporan-laporan yang dihasilkan di unit apotek). Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada di dalam sistem informasi apotek antara lain:
  • Penjualan obat ke pasien (Rawat jalan, Rawat Inap, UGD)
  • Retur penjualan obat
  • Print nota penjualan obat
  • Laporan penjualan harian
  • Laporan penjualan resep & resep untuk rawat jalan
  • Laporan penjualan berdasarkan jenis sediaan
  • Laporan penjualan resep per dokter
  • Laporan penjualan berdasarkan supplier
  • Laporan obat Slow Moving
  • Laporan obat Expired Date (ED)
  • Laporan penjualan  VV     obatnarkotika&psikotropika
  • Laporan analisis
  • Grafik penjualan.

II.4. Peranan Ict Dalam Bidang Farmasi Dan Kedokteran 
         TIK banyak diaplikasikan di bidang medis. Banyak rumah sakit menggunakan sistem informasi untuk menangani transaksi yang berhubungan dengan karyawan, justru medis, dan pasien. Teknologi informasi banyak diterapkan dalam bidang farmasi dan kedokteran, yaitu:

1. scan (computer tomography).
CT scan adalah alat yang mampu memotret tubuh bagian dalam manusia tanpa perlu melakukan pembedahan. Peralatan ini menggambungkan teknolohi informasi dengan teknologi sinar – X.

 2. Smart Card
    Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.
3. Robot
   Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
4. Resep obat-obatan
    Resep obat adalah masalah lain yang telah diubah oleh penggunaan ICT. ‘Lebih dari 800 juta resep terpisah untuk pasien yang ditulis oleh dokter umum dan dokter rumah sakit setiap tahun.

Masa lalu
     Di masa lalu, dokter akan meresepkan obat kepada / untuk pasien dengan melihat informasi dalam buku teks, melihat catatan medis (di atas kertas) dari perlakuan sebelumnya bahwa pasien memiliki dan melihat respon pasien lain untuk obat. Ini akan sangat memakan waktu untuk dokter. Juga, karena setiap orang adalah individu, adalah mustahil untuk mengatakan, dari respon orang lain untuk obat, apakah itu akan cocok. Hal ini juga sulit untuk mengatakan apa dosis obat kebutuhan pasien, dan ini bisa menyebabkan penyakit tidak sembuh cukup cepat (jika dosis terlalu rendah) dan dapat menyebabkan efek samping lainnya (jika dosis terlalu tinggi.)

Masa Sekarang
      Sekarang, resep pasien dapat dicetak dari komputer dan dapat diakses secara elektronik. Para dokter dapat menggunakan fitur online untuk menemukan obat terbaik untuk penyakit pasien dan menghitung dosis yang diperlukan dan tepat waktu bahwa obat itu harus diambil. Ini berarti bahwa pasien memiliki dosis yang tepat obat dan lebih mungkin untuk pulih dengan cepat. Ini juga berarti bahwa obat-obatan mahal tidak disia-siakan oleh dokter meresepkan ke tinggi dosis, atau terlalu waktu reguler. Penggunaan komputer juga berarti bahwa dokter cepat dapat mengetahui perkembangan baru atau obat-obatan. Hal ini juga jauh lebih cepat bagi seorang dokter untuk mencetak salinan setelah mengisi di di komputer, daripada mengisinya dengan tangan dan jauh lebih mudah bagi apoteker dan pasien untuk membaca).

5. Perawatan-Pasien Merawat pasien dalam perawatan intensif
            Salah satu perubahan yang paling mencolok dalam perawatan kesehatan telah perawatan sebenarnya pasien di seluruh pelayanan kesehatan. Komputer telah melakukan banyak untuk meningkatkan perawatan pasien di rumah sakit, dokter dan dokter gigi dan kini digunakan di seluruh pelayanan kesehatan untuk membantu dan melakukan pekerjaan yang berbeda. Komputer ini mungkin paling penting dalam bangsal perawatan intensif di rumah sakit, di mana komputer dapat bekerja untuk memantau orang dan bahkan dalam beberapa kasus, membantu untuk membuat mereka hidup.
Masa lalu
   Di masa lalu (ketika kita tidak memiliki teknologi modern kita miliki saat ini) bekerja di rumah sakit sangat padat karya. Perawat harus mengambil pembacaan denyut nadi, pernapasan, tekanan darah, bahan kimia darah dll secara manual. Hal ini akan sangat memakan waktu untuk perawat. Ini juga akan sangat mudah untuk salah hitung atau miss hakim membaca dan ini dapat menyebabkan pasien diberi obat campuran yang salah atau perlakuan yang salah. Juga pembacaan ini harus diambil setiap jam atau lebih tergantung pada kondisi seseorang. Jika jantung seseorang berhenti berdetak (atau diperlambat) antara waktu ketika pembacaan itu harus diambil, maka tidak akan ada cara untuk mengetahui ini dan orang ini bisa diletakkan di risiko kematian.

Masa Sekarang
       Hari ini, komputer di rumah sakit telah sangat meningkatkan perawatan pasien. Sekarang, pasien sakit kritis adalah kabel sampai dengan mesin yang memantau denyut nadi mereka, pernapasan, denyut jantung dll Mesin ini dapat diprogram untuk mengambil bacaan terus-menerus dari hal-hal (jantung, nadi, kecepatan napas) daripada pembacaan intermiten yang dulu dilakukan secara manual oleh para perawat dan dokter. Ini berarti bahwa pasien dapat dipantau 24 jam sehari. Ini juga berarti bahwa jika jantung, denyut nadi atau tingkat bernafas keluar dari kisaran normal, hal ini segera terdeteksi dan alarm dibunyikan alert yang perawat dan dokter untuk intervensi. Ini adalah keuntungan besar sebagai pasien memiliki lebih banyak peluang yang diselamatkan jika segera setelah pulsa mereka, jantung, pernapasan tingkat keluar dari kisaran normal, para dokter disiagakan. Staf kemudian dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencoba menyelamatkan orang tersebut.
   
Dengan memiliki mesin di bangsal perawatan intensif, memberikan dokter dan perawat jauh lebih banyak waktu untuk melihat pasien lain, karena mereka tidak harus terus pembacaan mengambil untuk pasien di bangsal. Mesin ini mungkin jauh lebih bersih karena mereka dapat disterilkan.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
     Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi adalah salah satu upaya dalam pelayanan informasi kepada konsumen khususnya dalam bidang farmasi dan kedokteran. Dalam era yang serba digital, kecanggihan teknologi harus diperhitungkan sebanyak mungkin memberi nilai lebih dalam setiap aktivitas kehidupan. Pemanfaatan teknologi informasi di bidang farmasi dan kedokteran harus selalu bermuara pada upaya peningkatan keberhasilan terapi dan keselamatan pasien


















B.SARAN
    Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini yang membahas  tentang mamfat teknologi informasi dalam bidang farmasi masih banyak terdapat kekurangan hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang. Hanya kepada Allah Swt. Semua ini diserahkan, semoga selalu diberikan petunjuk dan ridha-Nya setiap saat kepada kita semua. Amin Yarabbal Alamin.




DAFTAR PUSTAKA

  1. Kusumadewi, Sri., dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
    Rustiyanto, Ery. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta : Gosyen
  2. Publisher.http://healthinformatics.wikispaces.com/Pharmacy+Informatics
    http://www.himss.org/ASP/topics_pharmacyInformatics.asp
    http://www.virtualinformatics.com/content/Pharmacy_informatics.htm
  3. .com/2012/09/manfaat-tik-dalam-bidang-kedokteran.html
  4. http://www.uii.ac.id/content/view/1352/257/
  5. http://www.ictgnvq.org.uk/unit1/ICT_in_the_Health_Service_Report.doc

Sejarah perkembangan IPTEK di Dunia Kesehatan ?


PERKEMBANGAN IPTEK
di Bidang Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

   Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan karena :
1. Masih terbatasnya orang indonesia yang mendapat pendidikan barat terutama pendidikan tinggi.
2. Kurangnya keinginan dari pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di Indonesia untuk melakukan ahli teknologi.
3. Tidak adanya inovasi teknologi yang berarti di dalam masyarakat indonesia itu sendiri,ilmu pengetahuan dan teknologi di indonesia mulai berkembang dimana ditandai dangan adanya perguruan tinggi dan pusat-pusat penelitian seperti lembaga ilmu pengetahuan (LIPI) dan juga badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT).
Realita yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah di capai seperti temuan aplikasi teknologi DNA, temuan bibit padi unggul, temuan vector medan laju percepatan gerak lempeng teknologi, rancangan banunan pesawat remotely pilotely piloted vehicle, memperoleh penghargaan internasional fellowship L’oreal-unesco for woman in science, mendapat medali emas pada internasiaonal exhibition of invention new techninique and peroduct memperoleh the first to nobel prize di bidang fisika tingkat SMA , hingga temuan nutrisi baru yang di sebut saputra, yang memang semua itu perlu di syukuri . Tetapi keprihatinan itu muncul pergerakan dampak perkembangan IPTEK itu memang tidak segaris lurus dangan pencipta kesejahteraan masyarakat dalam rangka kebijakan IPTEK secara nasional.

B. TUJUAN PENULISAN

Stabilitas keamanan dunia dapat tercapai setelah Perang Dingin. Pada masa-masa ini, dunia tidak lagi dihadapkan pada kekhawatiran meletusnya Perang Dunia III serta kerusuhan yang menggoncangkan jagat bumi, sehingga manusia bebas berkarya. Keadaan seperti inilah yang harus dimanfaatkan untuk melakukan percobaan-percobaan dan penemuan teknologi mutakhir. Salah satunya dalam bidang kesehatan yang terus muncul sejuta permasalahan yang wajib diselesaikan. Masih banyak jenis penyakit tanpa obat penawar maupun alat pendeteksinya.

C. RUMUSAN MASALAH


Dalam mendengar tentang perkembangan kesehatan setelah Perang Dunia II, ada beberapa hal yang kiranya perlu dibahas, antara lain :
1.      Apa bukti perkembangan dari bidang kesehatan?
2.      Siapa saja penemu peralatan medis pada waktu itu?
3.      Bagaimana sejarah penemuan alat-alat medis tersebut?
4.      Apa saja jenis penyakit baru yang berhasil ditemukan?
5.      Bagaimanakah penyakit-penyakit itu?

BAB II
PEMBAHASAN

Bentuk Perkembangan IPTEK Bidang Kesehatan

    Pengetahuan bidang kedokteran berkembang pesat pada abad ke-20, khususnya setelah selesainya Perang Dunia II. Salah satu bentuk dari perkembangan itu yakni dengan ditemukannya beberapa peralatan medis. Hal ini merupakan awal dari teknologi yang semakin canggih hingga saat ini.
Seorang insinyur Amerika Wilson Greatbatch sedang mengerjakan sebuah alat yang merekam detak jantung yang tak beraturan, ketika memasukkan jenis resistor yang salah ke dalam temuannya. Sirkuit tersebut berdenyut, lalu diam, lalu berdenyut lagi, yang mengarahkan Greatbatch untuk membandingkannya dengan denyut jantung manusia dan jadilah dia menemukan alat pacu jantung pertama di dunia yang bisa ditanamkan dalam tubuh pasien. Sebelum versi yang bisa ditanam digunakan pada manusia dari tahun 1960 dan seterusnya, alat pacu jantung bersifat eksternal yang ditemukan oleh Paul Zoll pada tahun 1952. Ukurannya kurang lebih sama dengan sebuah televisi dan mengirimkan aliran listrik ke dalam tubuh pasien yang sering membuat kulit terbakar. Greatbatch juga meneruskan membuat baterai lithium-iodide untuk menjalankan alat pacu jantung buatannya. Meskipun demikian, menurut data resmi WTO penyakit jantung masih menempati peringkat pertama penyebab kematian di dunia.
Sejak akhir abad ke-19, para dokter telah menggunakan peralatan untuk melihat bagian dalam telinga pasien serta berbagai tempat tersembunyi lainnya. Peralatan endoskoi modern yang lebih fleksibel pertama kali dibuat oleh Basil Hirschovitz pada tahun 1957 menggunakan serat optik untuk mencapai bagian yang lebih dalam dengan lebih nyaman. Peralatan ini dapat lebih tepat mendiagnosa adanya penyakit atau ketidakberesan dalam tubuh manusia.
Sinar X ditemukan pada tahun 1895 oleh seorang Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen. Gambar sinar X pertama yang diambil oleh Rontgen adalah gambar tangan istrinya, Albert von Kolliker. Kemudian pada tahun 1972, Godfrey Hounsfield berhasil membuat sebuah scanner yang menggunakan sinar x dengan intensitas lemah untuk menghasilkan suatu gambar daignosa. Scanner ini lebih aman daripada sinar x dan pada saat ini penggunaannya meningkat.
Perkembangan dunia kedokteran pada abad ke-20 juga ditandai denagn penemuan berbagai macam penyakit baru yang belum dikenal sebelumnya. Namun kadangkala penemuan sebuah penyakit baru tidak diimbangi dengan penemuan obat atau sistem penyembuhannya. Di antara penyakit-penyakit tersebut yang sempat menjadi isu global adalah :

1. AIDS
    Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV, atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada. Hari AIDS sedunia diperingati setiap 1 Desember untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.

2. Antraks
    Panyakit antraks yang disebut juga sebagai radang limpa, radang kura, miltbrand, miltvuur, splenic fever adalah zoonosis yang akut, umumnya bersifat sepsis dan fatal.
Penyebab penyakit adalah Bacillus anthracis yang berben¬tuk batang dengan ujung persegi dan tajam, berpasang-pasangan ataupun berantai. Basilus ini bersifat aerob, Gram positif, tidak motil, berkapsul, tahan asam dan membentuk spora. Spora antraks ini akan terbentuk bila O2 berlebihan dan dapat bertahan di lingkungan selama 25 sampai 30 tahun. Selain itu, penyebab penyakit ini tahan pembekuan cepat pada -72 °C, tahan desinfektan dan panas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.
Antraks biasa ditularkan kepada manusia karena disebabkan pengeksposan pekerjaan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit, misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks.
Penyakit ini telah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu dan kejadian pada manusia sejak zaman Romawi telah diketahui penyebabnya yaitu karena konsumsi daging dari hewan yang terkena serangan penyakit antraks. Di Indonesia penyakit ini merupakan zoonosis penting kedua setelah rabies dan telah diketahui adanya sejak tahun 1884 di Teluk¬betung (nama sekarang: Bandarlampung).
Antraks dilaporkan terjadi di hampir seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang seperti di Inggris, Perancis, Jerman, Siberia, Iran, Tibet, Cina, India, Arabia, Amerika Selatan, beberapa negara Afrika, Australia, Jepang dan Indonesia.

3. Flu Burung
    Flu burung (avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkit burung dan mamalia. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtype yang dicirikan dari adnya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 variasi H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtype H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Sebenarnya kasus flu burung telah muncul sejak tahun 1878 di Italia, dimana pada saat itu banyak ditemukan unggas yang mati mendadak. Namun penyebab matinya unggas tersebut baru diketahui pada tahun 1955 yang ternyata adalah virus influenza. Pada awalnya virus ini dikenal tidak berbahaya karena tidak dapat menyerang spesies lain termasuk manusia karena perbedaan jenis reseptor virus, namun setelah ditemukan bahwa flu yang menyerang unggas ini juga menyerang 2 anak laki-laki pada tahun 1997 di Hongkong dan menyebar ke seluruh Asia, serentak kasus flu burung menjadi pandemik yang mengkhawatirkan semua pihak di dunia.
Tiongkok, lagi-lagi ditunjuk sebagai Negara tempat asal muasal dimana virus yang menyerang unggas ini dapat bermutasi menyerang manusia. Propinsi Guandong diketahui merupakan sumber asal timbulnya keturunan virus Flu burung paling ganas yang kemudian menyebar secara internasional. Penemuan ini dihasilkan dari penelitian yang mencari rentetan genetik virus yang disimpan dalam Bank gen, sebuah akses umum yang menyimpan sumber data informasi genetika. Dari hasi kerangka model pohon, diketahui virus dari Tiongkok merupakan versi dasar virus yang diteliti dan diambil dari beberapa kasus flu burung di seluruh dunia. Besarnya peternakan unggas di Tiongkok dan minimnya pengetahuan serta kedekatan jarak antara tempat tinggal peternak dan kandang menjadi salah satu faktor yang memicu cepatnya mutasi dan penyebaran virus ini.
Propinsi lainnya yang diduga menjadi daerah tempat penyebaran virus lain adalah propinsi Qinghai yang berada di sebelah barat laut Tiongkok. Penyebaran virus ini sangat cepat terutama di Negara-negara sekitar seperti Indochina, India, Asia Tenggara dan juga benua Eropa. Namun di Negara-negara tersebut virus mematikan H5N1 terbukti tidak menyebar kemana-mana dan hanya menjangkiti daerah tersebut.
Virus flu burung dapat dengan mudah tersebar dan untuk wilayah dimana terdapat banyak peternakan unggas resiko terjangkit penyakit ini menjadi lebih besar. Penyebarannya dari Negara satu ke Negara lainnya diketahui disebarkan oleh migrasi burung liar dimana virus berpindah dari tetesan sekresi burung yang terinfeksi yang mengenai peternakan unggas komersial dan juga lingkungan disekitarnya. Resikonya menjadi lebih besar bilamana peternakan tersebut berada di alam terbuka dimana burung liar atau unggas domestik dapat dengan mudah bergabung dan mencemari sumber air/makanan dengan tetesan sekresi yang terinfeksi virus flu burung. Selain itu pasar burung yang becek serta kondisi sanitasi yang tidak baik dapat menjadi kondisi yang pas untuk penyebaran penyakit.
Virus yang hidup dalam tubuh burung yang terinfeksi dikeluarkan dalam jumlah yang besar lewat tetesan sekresi burung yang dapat mencemari debu dan tanah tempat mereka singgah atau tinggal. Virus itu kemudian berterbangan di udara dan dihirup oleh burung lain sehingga menyebabkan burung tersebut terinfeksi. Virus ini juga dapat terbawa oleh kaki dan badan hewan serta tubuh serangga yang berfungsi sebagai perantara penyebaran.
Tikus dan lalat serta hewan yang tinggal di tempat yang kotor merupakan vector mekanis utama penyebaran virus flu burung. Pada manusia, virus dapat disebarkan saat manusia bersentuhan dengan sekresi burung yang terinfeksi. Virus dapat menempel di peralatan, kendaraan, pakan dan kandang serta pakaian yang nantinya berpindah dari satu lahan peternakan ke yang lain. Virus yang menempel ini dapat menginfeksi manusia saat tidak sengaja menghirup atau tertelan ke dalam tubuh.
Virus ini juga masih dapat hidup dalam daging unggas yang tidak dimasak dengan benar dan menginfeksi manusia kala memakan daging yang mengandung virus tersebut. Virus flu burung dapat hidup pada suhu dingin, dan kotoran yang terkontaminasi selama 3 bulan. Virus dapat bertahan dalam air selama 4 hari dengan suhu 22 derajat celcius dan lebih dari 30 hari di suhu 0 derajat. Dalam 1 gram kotoran yang terkontaminasi, terdapat virus yang dapat menyerang 1 juta burung.
Di Indonesia, pada rentang jarak antara bulan Oktober 2003 hingga Februari 2005, virus flu burung telah merenggut nyawa 60 orang dan mematikan 14,7 juta ekor ayam. Penyebarannya di Indonesia ditengarai diawali dari kabupaten Indramayu dimana di kabupaten tersebut kerap menjadi lalu lintas migrasi jutaan burung terutama saat perpindahan musim. Kepulauan rakit, yaitu pulau Rakit Utara, Pulau Gosong, dan Pulau Rakit Selatan adalah tempat beristirahatnya burung-burung dari Australia dan Eropa yang bermigrasi.
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis. Penanganan medis msupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara anti virus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramiadase (neuramidasi inhibitor), antara lain Ostamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari anti virus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.      Abad ke-20 dikatakakan sebagai abad teknologi. Sebutan ini muncul karena kemajuan teknologi secara pesat dan nyaris tak pernah terpikirkan pada abad-abad sebelumnya. Berkembangnya teknologi ini khususnya terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II.
2.      Perkembangan teknologi di bidang kesehatan ditandai dengan inovasi peralatan medis serta ditemukannya berbagai jenis penyakit baru.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1swTBIWeE3LEq0xo7fy7-2d0Sdb3aavlMFBxePUEhKN7TqgiqnOerOOgS49GWo_SbMWIl6BKLosyVaDJXmCrT_m4pZPR7yNYvWkRfGwDF8KoBiOMAZJbC_1QuCO62DiIRVbsafz_Xmi0/s1600/1205408490dAmC8f.jpg                                     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjofENdHxDJ79S-Gwm-oXTAdN-_k7kWHwW7nlPdLAfK2PRffOMmoVv9ddgbu_gk-fwB7gWf1sFy3h0nrU1sx_BhV2g-pBUkVReAiC4hrWlT3YpKEnegRRBGKoG3Dt_r4EtQn9Wg6MLBJ38/s1600/rmh-sakit.jpg

B. SARAN
Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia akan membawa dampak yang luas terhadap sistem kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia tanpa terkecuali Indonesia. Agar tidak mengubah tujuan utama dari pengembangan teknologi hendaknya masyarakat tidak terlalu tergantung pada teknologi. Akan tetapi, juga tidak meninggalkan terlalu jauh. Menggunakan seperlunya sebatas kemampuan diri masing-masing. Dalam dunia kesehatan, banyak “pekerjaan rumah” yang perlu dievaluasi. Untuk itu, akan lebih baik bila teknologi yang ada dijaga dan perlu dikembangkan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Sumardianta. 2007. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII IPA. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
4.       www.wikipedia.com